Ingat sebuah iklan yang menceritakan seorang pemuda yang ditanya, "Kapan nikah?" lalu si pemuda menjaway, "May (dibaca: Mei), Maybe Yes, Maybe No". Ya pernikahan tak bisa dipaksa atau ditetapkan. Jika waktunya tiba, kita akan bertemu seseorang dan yakin akan hidup bersamanya.
Namun ada beberapa hal yang sering digunakan seseorang untuk alasan mereka menikah, tapi ini malah membuat kehidupan rumahtangganya tidak sesuai yang diharapkan karena dari awal dimulai dengan niat yang salah. Apa sajakah itu?
1. Uang
Love needs money, tapi menikahi seseorang hanya karena ia bisa memberikan kehidupan berlimpah adalah alasan yang buruk. Jika pasangan Anda sampai tahu, ini bisa
saja menyakiti perasaannya. Materi memang penting, namun jika uang
adalah dasar mengapa Anda menikahi seseorang, akan membuat pondasi
pernikahan itu tak kuat. Alhasil pernikahan itu bisa kandas kapan saja jika kesulitan datang. Memang tak ada yang mau miskin, tapi kita tak tahu seburuk apa khidupan bisa membawa kita.
2. Target
Setiap orang pasti punya target, dan itru bagus untuk mengatur waktu, cara dan efisinsi kita agar dicapai hasil terbaik.. Namun apakah kapan kita akan menikah
juga harus benar-benar memenuhi target? Bagaimana jika akhirnya Anda
bertemu seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan Anda di akhir
target itu, apakah Anda akan nekat menikahinya? Atau mungkin saja di
akhir target Anda, justru belum ada.Anda malah akan menderita atau merasa tidak laku. Tunggulah seseorang. Disini tidak ada kata terlambat, lebih baik menikahdiakhir tp untuk selamanya daripada menikah diawal tapi berantakan. Anda takkan bahagia.
3. Ingin Tinggalkan Rumah Orang Tua
Pada awal dua puluhan, banyak kasus seseorang punya komunikasi buruk dengan orang tuanya, mereka menganggap diri sudah besar dan punya hak sendiri untuk mengatur hidupnya, sementara orang tua menganggap mereka memang belum berumah tangga sehingga masih punya hak mengatur-ngatur. Ini membuat hubungang antara keduanya memanas dan sianak jadi tidak betah dirumah. Tapi menikah bukanlah ajang untuk melarikan diri. Seburuk apapun hubungan
Anda dengan orang tua, menikah tak akan pernah jadi jalan keluar.
Menikah dengan menyelesaikan konflik dengan orang tua adalah dua hal
yang sama sekali berbeda. Jangan justru menambah masalah baru dengan
menikahi orang yang salah.
4. Orang Tua Menyukai Calon Suami Anda
Entah itu dijodohkan atau memang anda memacarinya. Saat menikah nanti, Anda dan pasangan yang akan menjalankannya, bukan
keluarga atau kerabat Anda. Menggunakan saran orang tua sebagai masukkan
bukanlah hal yang salah. Namun Andalah yang paling tahu siapakah
pasangan hidup yang paling ideal. Ya orang tua mungkin akan selalu berharap yang terbaik untuk kita, tapi tentang perasaan hanya kita yang mengerti. pilihan ada ditangan kita sendiri agar kelak kita tidak menyesal dan menyalahkan seseorang.
5. Menginginkan Anak
Salah satu tujuan menikah adalah mendapatkan keturunan. Namun jika
keinginan itu menjadi tujuan utama pernikahan, tanpa mempedulikan siapa
pasangan Anda kelak, hal itu tentu tak baik. Bayangkan jika Anda tak
terlalu mengenal bapak dari anak yang telah dikandung, hal itu akan
berakibat buruk bagi kehidupan rumah tangga juga pertumbuhan si kecil.
6. Menikahi Selingkuhan
Selingkuh mungkin saja indah. Tapi menikahi selingkuhan Anda belum
tentu. Hubungan yang diawali dengan jalan yang salah akan berakhir tak
begitu baik pula. Ini tak akan jadi landasan yang kuat, karena seseorang
yang mau berselingkuh dengan Anda biasanya tak akan punya beban untuk
menyelingkuhi Anda. Tapi saat menikah seseorang akan meras punya beban dan tanggung jawab tambahan. Hubungan yang semula untuk hiburan lalu berubah menjadi tanggung jawab akan sulit dijalani.
7. Butuh Ayah/Ibu Untuk Anak Anda
Jika Anda menemukan orang yang tepat, selamat. Namun jika tidak, jangan
lakukan hal ini. Akan jadi lebih buruk jika anak Anda punya ayah atau
ibu tiri yang mengerikan. Daripada begitu, lebih baik ia punya orang tua
tunggal yang sangat menyayangi dan memperhatikannya.
8. Ajang Pembuktian Diri
Menikah bukan prestasi, prestasi adalah hasil yang dicapai. Sementara menikah adalah awal untuk mencapai hasil. Jika memang teman dekat Anda sudah melepas masa
lajang, bukan berarti hal itu menjadi beban bagi Anda. Tetaplah
menikmati hidup, dan suatu saat, orang yang tepat akan datang. Tanyakan pada diri anda sendiri "Apa tujuan menikah", jika anda sudah tahu jawabannya, lakukan persiapan dan bersiap mendapatkan hasil terbaik dari pernikahan bersama orang yang anda cintai.
0 komentar:
Posting Komentar